Sejarah Pohon Natal
Sejarah pohon natal yang banyak
disepakati dimulai dari Jerman. Konon Bangsa Jerman kuno
memiliki kebiasaan memasang batang pohon (lengkap dengan cabang-cabang
dan daun-daunnya) di tempat tinggal mereka untuk mengusir ‘bad spirit’,
dan sebagai simbol agar musim semi cepat tiba. Kebiasaan ini telah
dimiliki pada zaman dahulu bahkan sebelum kitab-kitab suci dibawa oleh
para nabi.
Pada saat kristen menyebar di Jerman, gereja tidak
menyukai kebiasaan tersebut dan melarangnya. Sekitar abad ke-12, seorang
pemilik bakery memiliki ide untuk menaruh batang pohon tersebut dalam
keadaan terbalik.
Setelah
protestan muncul, Martin Luther King mempopulerkan dengan posisi
natural seperti pohon pada umumnya dan dihiasi dengan lilin-lilin untuk
menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang berkilauan di
langit yang kelam. Ia begitu terkesan akan keindahan suasana Natal dan
bertaburannya bintang diatas pohon cemara disekitar rumahnya, sehingga
ia berusaha untuk mengalihkan suasana Natal ini ke dalam rumahnya dengan cara
mendekorasi pohon cemara tersebut menjadi pohon Natal. Dan seiring dengan
waktu, pohon natal pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik seperti
lampu-lampu, malaikat, bahkan cokelat dan apel.
Pertama kali pohon
Natal tercantum secara tertulis di Elsas pada th 1520 sedangkan lukisan
tertua yg menggambarkan pohon natal dihias berasal dari tahun 1579. Baru di
tahun 1850 pohon Natal itu merambat menjadi tradisi di seluruh dunia.
Secara
tradisional, pohon natal di Jerman dipasang dan dihias pada tanggal 24
Desember saat malam natal, hingga setelah dua belas hari yakni tanggal 6
Januari.
Pohon natal pertama di Inggris datang karena raja
Georgian yang berasal dari Jerman. Pada saat itu rakyat Inggris kurang
bersimpati pada monarki Jerman sehingga trend tersebut tidak merakyat di
kalangan mereka.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai
wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang
tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari
catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang
pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an. Tetapi ada juga
pendapat yang menyatakan bahwa kebiasaan memasang pohon natal pertama
kali di Amerika dipopulerkan oleh tentara Jerman Hessian.
Pada
tahun 1846 ratu Victoria dan pangeran Jermannya, Albert digambarkan oleh
London News berdiri beserta kedua anak mereka mengelilingi pohon natal.
Karena ratu Victoria sangat populer di hati rakyat, segeralah pohon
natal menjadi trend di kalangan rakyat Inggris bahkan menyebar hingga
ke pantai timur Amerika. Pohon natal pertama di Amerika konon bermula di
Pennsylvania yang dipopulerkan oleh pendatang yang berasal dari Jerman.
Jenis-jenis pohon natal yang biasa digunakan di Eropa:
Silver Fir : Abies alba (the original species)
Nordman Fir : Abies nordmanniana
Noble Fir : Abies procera
Norway spruce Picea abies (the cheapest)
Serbian spruce : Picea omorika
Scots Pine: Pinus sylvestris
Jenis-jenis pohon natal yang biasa digunakan di Amerika :
Balsam Fir : Abies balsamea
Fraser Fir : Abies fraseri
Grand Fir : Abies grandis
Noble Fir : Abies procera
Red Fir : Abies magnifica
Douglas Fir :Pseudotsuga menziesii
Scots Pine: Pinus sylvestris
Stone Pine : Pinus pinea
Pohon
Natal itu sendiri bukanlah suatu keharusan di gereja maupun di rumah
sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu
bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen".
Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada
umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon
cemara selalu hijau daunnya. Esensi filosofi itulah yang diambil oleh
Martin Luther saat melihat pohon cemara di tengah musim salju.
Filosofi
inilah yang diabaikan oleh beberapa aliran kristen fundamentalis yang
melarang pohon natal di gereja mereka. Hal ini disebabkan mereka selalu
menggunakan dasar tertulis alkitabiah. Bila tidak ada di Alkitab maka
haram bagi mereka. Padahal tidak selamanya yang tidak tertulis di
Alkitab itu haram. Bukankah orang dinilai tidak dari penampilan luarnya,
tapi dari hatinya?
Hingga saat ini, perayaan Natal yang identik
dengan pohon natal tak bisa dilepaskan dalam perayaan untuk menyambut
hari Kelahiran Tuhan Yesus. Namun pohon natal hanyalah sebagai simbol,
jangan sampai hanya karena pohon natal saja kita tidak merenungi dan
menghayati arti dari natal itu sendiri. (source : google.com. foto : christmasdecoratingideastoday.com)