HACKER - Akun Twitter dua media terkemuka di Amerika Serikat (AS), United Press
International (UPI) dan New York Post dilaporkan telah diretas oleh
kelompok hacker yang belum diketahui identitasnya.
Bahayanya, kelompok hacker ini menggunakan dua akun Twitter tersebut untuk menyebarkan gosip pecahnya Perang Dunia ke-3. Mereka juga menyampaikan berbagai kabar bohong terkait kepanikan bank sentral di AS akibat meletusnya Perang Dunia ke-3.
Ketika dikuasai hacker, akun Twitter UPI (@UPI) berkicau dengan mengutip perkataan tokoh dunia, Paus Fransiskus, yang menyebutkan, "Perang Dunia III telah dimulai."
Sementara akun Twitter New York Post Business (@nypostbiz) mem-posting tweet yang mengungkapkan bahwa telah terjadi pertempuran antara Kapal Induk USS George Washington milik AS dengan armada Angkatan Laut Tiongkok di Laut China Selatan.
Sontak kicauan hoax dua akun media populer itu membuat panik jutaan followers (pengikut) mereka. Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) pun langsung bereaksi dengan menggelar konferensi pers dan mengkonfirmasi ketidakbenaran kabar tersebut.
Sejauh ini belum diketahui siapa kelompok hacker yang menjadi dalang peretasan dan apa motifnya.
sumber
Bahayanya, kelompok hacker ini menggunakan dua akun Twitter tersebut untuk menyebarkan gosip pecahnya Perang Dunia ke-3. Mereka juga menyampaikan berbagai kabar bohong terkait kepanikan bank sentral di AS akibat meletusnya Perang Dunia ke-3.
Ketika dikuasai hacker, akun Twitter UPI (@UPI) berkicau dengan mengutip perkataan tokoh dunia, Paus Fransiskus, yang menyebutkan, "Perang Dunia III telah dimulai."
Sementara akun Twitter New York Post Business (@nypostbiz) mem-posting tweet yang mengungkapkan bahwa telah terjadi pertempuran antara Kapal Induk USS George Washington milik AS dengan armada Angkatan Laut Tiongkok di Laut China Selatan.
Sontak kicauan hoax dua akun media populer itu membuat panik jutaan followers (pengikut) mereka. Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) pun langsung bereaksi dengan menggelar konferensi pers dan mengkonfirmasi ketidakbenaran kabar tersebut.
Sejauh ini belum diketahui siapa kelompok hacker yang menjadi dalang peretasan dan apa motifnya.
sumber