Meninggalkan kabel charger menempel pada stopkontak atau terminal listrik di rumah, ternyata tidak menyebabkan charger rusak. Bahkan, para tekniksi kelistrikan mengungkapkan, hal tersebut juga tidak membuat biaya listrik rumah membengkak.
Dikutip dari Phonearena, Selasa (3/2/2015), menurut Profesor David Mackay dari Universitas Cambridge, mencabut charger
dari dinding lebih dalam waktu yang lama dan memasangnya kembali, sama
halnya menjalankan mesin pemanas air listrik dalam waktu satu tahun.
Menurut Mackay, daya sedot listrik pertama pada perangkat, lebih besar konsumsinya jika dibandingkan dengan memasangnya terus menerus pada panel listrik. Jumlah energi yang digunakan pada perangkat yang dipasang pertama, bisa melonjak hingga sepuluh kali lipat.
Dalam sebuah studi percobaan di Lawrence Berkeley National Laboratory, diketahui bahwa konsumsi daya pada charger yang dipasang hanya sebesar 0,26 watt. Namun, ketika charger tersebut dipasangkan dengan ponsel, serta masih tertancap dalam panel, konsumsi meningkat mencapai 3,68 watt.
Selanjutnya, saat ponsel sudah terisi penuh maka konsumsi daya juga akan ikut menurun hingga 2,24 watt. Bahkan diperhitungkan bahwa biaya listrik yang digunakan tersebut, hanya memakan biaya tidak lebih dari USD5,30 atau sekira Rp60 ribu.
Untuk diketahui, para peneliti dalam universitas juga mengatakan bahwa Baterai jenis Lithium-ion yang digunakan sebagian besar smartphone saat ini, tidak boleh langsung di charge dalam kondisi 100 persen. Hal tersebut diungkapkan untuk mendapatkan baterai yang optimal, serta umur baterai yang relatif lama.
source
Menurut Mackay, daya sedot listrik pertama pada perangkat, lebih besar konsumsinya jika dibandingkan dengan memasangnya terus menerus pada panel listrik. Jumlah energi yang digunakan pada perangkat yang dipasang pertama, bisa melonjak hingga sepuluh kali lipat.
Dalam sebuah studi percobaan di Lawrence Berkeley National Laboratory, diketahui bahwa konsumsi daya pada charger yang dipasang hanya sebesar 0,26 watt. Namun, ketika charger tersebut dipasangkan dengan ponsel, serta masih tertancap dalam panel, konsumsi meningkat mencapai 3,68 watt.
Selanjutnya, saat ponsel sudah terisi penuh maka konsumsi daya juga akan ikut menurun hingga 2,24 watt. Bahkan diperhitungkan bahwa biaya listrik yang digunakan tersebut, hanya memakan biaya tidak lebih dari USD5,30 atau sekira Rp60 ribu.
Untuk diketahui, para peneliti dalam universitas juga mengatakan bahwa Baterai jenis Lithium-ion yang digunakan sebagian besar smartphone saat ini, tidak boleh langsung di charge dalam kondisi 100 persen. Hal tersebut diungkapkan untuk mendapatkan baterai yang optimal, serta umur baterai yang relatif lama.
source
Suka Artikel Ini? Silahkan Share di Media Sosial Anda :)
Tag :
Pengetahuan,
Techno