Di daerah kaki pegunungan Andez, Argentina, terdapat kota kecil bernama Mendoza. Kota ini dijuluki Kota Matahari dan Anggur.
MENDOZA, kota kecil di kaki Pegunungan Andez, Argentina, ini berjuluk The Land of Sun and Wine. Tetapi, pesona Mendoza tak hanya kebun anggur, kota ini memiliki desain tata kota yang rasanya patut dicontoh.
Sejarah kota Mendoza tercatat dimulai pada 2 Maret 1561, saat Pedro del Castillo menetapkan nama resmi kota itu Ciudad de Mendoza del Nueuuo Valle de La Rioja. Sebelum Thun 1860, wilayah itu dihuni tiga suku Indian yaitu Huarpes, Puelches, dan Inca. Sisa-sisa peninggalan Inca yang terkenal dapat disaksikan di Puente del Inca, sekitar 170 km sebelah barat Mendoza, sekaligus pintu gerbang pendakian Gunung Aconcagua dari arah barat.
Tahun 1861 Mendoza diguncang gempa bumi besar yang meluluhlantakkan kota
dan membunuh 5.000 penduduk. Setelah peristiwa itu, kota lalu dibangun
kembali dengan desain yang baru. Kota didesain sistem blok rigid
dengan jalan dan trotoar lebar serta lahan terbuka yang luas untuk
mengantisipasi pergerakan seismik yang kerap menimbulkan gempa di
permukaan tanah. Lahan terbuka itu kini banyak dijadikan taman yang
indah dan memuat kota itu tambah nyaman bagi penduduknya.
Sungguh, berjalan kaki keliling kota Mendoza terasa sangat nyaman. Trotoarnya sangat lebar, di beberapa jalan utama trotoar itu bahkan bisa memuat tiga mobil berjejer.
Sungguh, berjalan kaki keliling kota Mendoza terasa sangat nyaman. Trotoarnya sangat lebar, di beberapa jalan utama trotoar itu bahkan bisa memuat tiga mobil berjejer.
Garis sepadan bangunan sangat apik terjaga sehingga satu blok bangunan
itu besar-benar menghadirkan dimensi persegi yang ketat. Kesan dingin
terobati dengan aneka bentuk, desain, dan model bangunan yang apik,
gabungan antara berbagai gaya arsitektur Eropa, Amerika, bahkan Timur
Tengah. Pohon-pohon besar seperti maple, oak, tamarine, dan sebagainya
meneduhi para pejalan kaki dan memberi nuansa yang besar-benar ramah.
Trotoar yang luas itu juga tidak membosankan karena tapaknya ditutup aneka macam tegel dan keramik sesuai desain tiap rumah sehingga kaya variasi. Taman-taman besar yang tersebar di berbagai sudut kota, sangat terawat dan dilengkapi sarana bermain anak-anak.
Berjalan jalan di kota ini ditengah musim panas sehingga terang berlangsung hingga pukul 21.00, terasa menyenangkan. Lalu lalang gadis cantik berwajah khas Amerika Latin, bertanktop dan rok supermini serasa menambah hangat suasana.
Kota turis itu akan makin asik untuk dijelajahi dengan adanya Metrotranvia, jalur trem mengelilingi kota sepanjang 12,5 km yang tengah dibangun dan rencananya mulai beroperasi akhir tahun 2011. Fasilltas itu melengkapi sarana transportasi umum seperti bus dan taksi yang ada saat ini.
Trotoar yang luas itu juga tidak membosankan karena tapaknya ditutup aneka macam tegel dan keramik sesuai desain tiap rumah sehingga kaya variasi. Taman-taman besar yang tersebar di berbagai sudut kota, sangat terawat dan dilengkapi sarana bermain anak-anak.
Berjalan jalan di kota ini ditengah musim panas sehingga terang berlangsung hingga pukul 21.00, terasa menyenangkan. Lalu lalang gadis cantik berwajah khas Amerika Latin, bertanktop dan rok supermini serasa menambah hangat suasana.
Kota turis itu akan makin asik untuk dijelajahi dengan adanya Metrotranvia, jalur trem mengelilingi kota sepanjang 12,5 km yang tengah dibangun dan rencananya mulai beroperasi akhir tahun 2011. Fasilltas itu melengkapi sarana transportasi umum seperti bus dan taksi yang ada saat ini.
Taman kota
Sebenarnya pusat kota asli Mendoza adalah Plaza del Castilo yang terletak beberapa blok di sebelah timur laut Plaza Independencia. Disitulah cikal bakal kota Mendoza yang artinya 'gunung dingin' berawal pada tahun 1561. Dari titik ini Jose de San Martin mempersiapkan pasukannya untuk memulai epik perjuangannya melintas Pegunungan Andes untuk menumpas Spanyol dan membebaskan Cile serta Argentina dari penjajahan pada tahun 1817.
Untuk menghormati Jenderal San Martin dan pasukannya, pada 1914 pemerintah membangun monumen di puncak Cerro de la Gloria yang ada di lingkungan taman. Sementara barang-barang bersejarah peninggalan pasukan dapat dilihat di Museo del Pasado Cuyano di Avenida Montevideo.
Di musim panas ini, sungguh Mendoza tak hanya anggur dan sinar matahari. Warga kota berpenduduk 800.000 jiwa itu juga dimanja oleh keberadaan taman yang asri dan tertata apik di segenap penjuru kota.
Di empat penjuru Plaza Independencia, terpaut jarak masing-masing dua blok, terdapat taman yang berukuran lebih kecil namun tertata sangat cantik sesuai tema masing-masing. Keempatnya adalah Plaza Chile, Plaza Italia, Plaza San Martin, dan Plaza Espana.
Desain taman itu disesuaikan dengan nama masing-masing. Di Plaza Chile misalnya, terdapat patung O'Higgins dan Jose San Martin yang menggambarkan eratnya hubungan sejarah antara Argentina dan Cile. Di Plaza San Martin, tentu saja patung sang jenderal pembebas tampil dengan gagahnya saat ia mengangkat tangan kanan sebagai tanda bagi pasukannya untuk memulai perjalanan melintasi Pegunungan Andes.
Tak cukup sampai disitu, pemerintah Argentina juga membangun taman besar lainnya yang diberi nama Parque General San Martin. Taman yang terletak di sebelah barat kota itu dilengkapi berbagai sarana olahraga seperti stadion sepakbola, velodrome,danau, hutan kota, dan kebun binatang.
Taman ini dibangun tahun 1897 oleh arsitek Perancis Carlos Thays dan disebut-sebut sebagai taman terindah di Argentina. Di dalam lingkungan taman besar itu terdapat 50.000 pohon dari 750 varietas, termasuk Taman Mawar yang mengoleksi 500 jenis bunga mawar.
Pohon-pohon besar berusia ratusan tahun seperti maple, oak, tamarine, mahogany, dan sebagainya berdiri rapi secara berkelompok, mengesankan taman ini memang sudah ditata perancangnya sejak ratusan tahun lalu.
Berjalan kaki dan bersepeda di dalam taman itu, saya merasakan betapa nyamannya penduduk kota int mendapatkan fasilitas untuk berekreasi dari pemerintah. Semuanya gratis dan tidak ada preman atau tukang parkir yang lebih mirip tukang palak seperti di Gelora Bung Karno Jakarta.
Di malam yang cerah musim panas ini, banyak rombongan keluarga piknik menggelar tikar sambil menikmati makan malam. Matahari yang bersinar terang hingga pukul 21.00 menghadirkan kehangatan ditengah angin malam yang sejuk.
Drainase unik
Tata kota Mendoza merupakan perpaduan teknologi kuno dan modern. Salah satu kebanggaan kota ini adalah sistem irigasinya yang merupakan warisan Suku Huarpes. Sistem irigasi ini kemudian oleh bangsa Spanyol, dan hingga kini menjadi cikal bakal sistem drainase kota yang berfungsi sangat baik dan unik. Saat berjalan jalan di kota ini saya melihat semua saluran pembuangan, got, ataupun kanal pembuangan airnya mengalir lancar, bening,dan tidak berbau. Hampir tidak ada air yang menggenang dan alirannya juga tergolong deras.
Rodrigo Bristol, seorang pemilik penginapan di Avenida Villanueva mengatakan, setiap rumah di kota ini memiliki dua sistem pengolahan limbah. Pertama, air bersih hasil penggunaan sehari-hari seperti untuk menyiram tanaman bisa langsung dibuang melalui saluran domestik yang terhubung ke selokan. Sementara limbah rumah tangga seperti dari dapur dan pencucian yang menggunakan deterjen disalurkan melalui saluran bawah tanah ke pusat pengolahan limbah.
"Semua dikelola oleh pemerintah dan diperiksa setiap enam bulan sekali. Makanya jangan heran kalau air di selokan-selokan itu bersih karena memang yang dibuang di saluran permukaan itu hanya air yang bersih, bukan limbah," ujar Rodrigo.
Sebenarnya pusat kota asli Mendoza adalah Plaza del Castilo yang terletak beberapa blok di sebelah timur laut Plaza Independencia. Disitulah cikal bakal kota Mendoza yang artinya 'gunung dingin' berawal pada tahun 1561. Dari titik ini Jose de San Martin mempersiapkan pasukannya untuk memulai epik perjuangannya melintas Pegunungan Andes untuk menumpas Spanyol dan membebaskan Cile serta Argentina dari penjajahan pada tahun 1817.
Untuk menghormati Jenderal San Martin dan pasukannya, pada 1914 pemerintah membangun monumen di puncak Cerro de la Gloria yang ada di lingkungan taman. Sementara barang-barang bersejarah peninggalan pasukan dapat dilihat di Museo del Pasado Cuyano di Avenida Montevideo.
Di musim panas ini, sungguh Mendoza tak hanya anggur dan sinar matahari. Warga kota berpenduduk 800.000 jiwa itu juga dimanja oleh keberadaan taman yang asri dan tertata apik di segenap penjuru kota.
Di empat penjuru Plaza Independencia, terpaut jarak masing-masing dua blok, terdapat taman yang berukuran lebih kecil namun tertata sangat cantik sesuai tema masing-masing. Keempatnya adalah Plaza Chile, Plaza Italia, Plaza San Martin, dan Plaza Espana.
Desain taman itu disesuaikan dengan nama masing-masing. Di Plaza Chile misalnya, terdapat patung O'Higgins dan Jose San Martin yang menggambarkan eratnya hubungan sejarah antara Argentina dan Cile. Di Plaza San Martin, tentu saja patung sang jenderal pembebas tampil dengan gagahnya saat ia mengangkat tangan kanan sebagai tanda bagi pasukannya untuk memulai perjalanan melintasi Pegunungan Andes.
Tak cukup sampai disitu, pemerintah Argentina juga membangun taman besar lainnya yang diberi nama Parque General San Martin. Taman yang terletak di sebelah barat kota itu dilengkapi berbagai sarana olahraga seperti stadion sepakbola, velodrome,danau, hutan kota, dan kebun binatang.
Taman ini dibangun tahun 1897 oleh arsitek Perancis Carlos Thays dan disebut-sebut sebagai taman terindah di Argentina. Di dalam lingkungan taman besar itu terdapat 50.000 pohon dari 750 varietas, termasuk Taman Mawar yang mengoleksi 500 jenis bunga mawar.
Pohon-pohon besar berusia ratusan tahun seperti maple, oak, tamarine, mahogany, dan sebagainya berdiri rapi secara berkelompok, mengesankan taman ini memang sudah ditata perancangnya sejak ratusan tahun lalu.
Berjalan kaki dan bersepeda di dalam taman itu, saya merasakan betapa nyamannya penduduk kota int mendapatkan fasilitas untuk berekreasi dari pemerintah. Semuanya gratis dan tidak ada preman atau tukang parkir yang lebih mirip tukang palak seperti di Gelora Bung Karno Jakarta.
Di malam yang cerah musim panas ini, banyak rombongan keluarga piknik menggelar tikar sambil menikmati makan malam. Matahari yang bersinar terang hingga pukul 21.00 menghadirkan kehangatan ditengah angin malam yang sejuk.
Drainase unik
Tata kota Mendoza merupakan perpaduan teknologi kuno dan modern. Salah satu kebanggaan kota ini adalah sistem irigasinya yang merupakan warisan Suku Huarpes. Sistem irigasi ini kemudian oleh bangsa Spanyol, dan hingga kini menjadi cikal bakal sistem drainase kota yang berfungsi sangat baik dan unik. Saat berjalan jalan di kota ini saya melihat semua saluran pembuangan, got, ataupun kanal pembuangan airnya mengalir lancar, bening,dan tidak berbau. Hampir tidak ada air yang menggenang dan alirannya juga tergolong deras.
Rodrigo Bristol, seorang pemilik penginapan di Avenida Villanueva mengatakan, setiap rumah di kota ini memiliki dua sistem pengolahan limbah. Pertama, air bersih hasil penggunaan sehari-hari seperti untuk menyiram tanaman bisa langsung dibuang melalui saluran domestik yang terhubung ke selokan. Sementara limbah rumah tangga seperti dari dapur dan pencucian yang menggunakan deterjen disalurkan melalui saluran bawah tanah ke pusat pengolahan limbah.
"Semua dikelola oleh pemerintah dan diperiksa setiap enam bulan sekali. Makanya jangan heran kalau air di selokan-selokan itu bersih karena memang yang dibuang di saluran permukaan itu hanya air yang bersih, bukan limbah," ujar Rodrigo.
Suka Artikel Ini? Silahkan Share di Media Sosial Anda :)
Tag :
Around The World