FOTOGRAFI- Ada beberapa aturan dalam fotografi landscape/pemandangan yang populer. Beberapa di antaranya begitu mengakar sehingga kalau ada yang melanggar aturannya, maka foto landscape tersebut dikategorikan jelek atau salah.
Memang beberapa aturan terdengar logis, tapi sebenarnya tidak selalu harus dituruti. Semuanya tergantung dari kondisi dan pesan apa yang ingin dicapai oleh Anda. Ada dua mitos populer dalam landscape yang akan dibahas kali ini.
1. Foto landscape harus tajam, harus semuanya terang dari ujung ke ujung sehingga detailnya jelas Foto landscape tidak harus tajam dan tidakperlu semuanya terang. Malah seharusnya kita harus pintar memilih bagian mana yang harusnya tajam dan terang, bagian mana yang mulus. Contohnya foto pemandangan air terjun di bawah ini. Bagian air terlihat mulus (dicapai dengan shutter speed lambat).
Ada juga bagian yang gelap, misalnya di daerah bebatuan, dan ada yang terang yaitu daerah langit dan air. Dengan gelapnya daerah bebatuan, menarik mata pemirsa untuk lebih memperhatikan air terjunnya. Permainan antara gelap terang ini yang membuat foto pemandangan enak dipandang.
Air Terjun Nuorilang, Jiuzhaigou ISO 100, 1/8 detik, f/11, 32mm
Perbedaan gelap terang (cahaya – bayangan) membuat tekstur lereng gunung ini menonjol. ISO 200, f/8, 1/400 detik, 130mm
2. Foto landscape horizon/cakrawalanya harus tegak lurus
Memang benar, untuk kebanyakan foto landscape yang bersifat statik/tak bergerak lebih cocok jika memiliki garis cakrawala yang lurus karena memberikan kesan kokoh dan mantap.
Tapi hal ini tidak harus berlaku ke semua jenis pemandangan. Untuk memberikan kesan gerak, dinamis, flow, horizon yang miring lebih cocok. Untuk membuat foto pemandangan dengan horizon yang miring tidak mudah, dan harus dilakukan dengan hati-hati. Silahkan simak beberapa foto dibawah ini.
Garis horizon yang miring memberi kesan gerak yang dinamis. Kesannya seperti diambil dari pesawat terbang dari atas. Garis horizon yang miring disengaja untuk mengimbangi surfer2 yang bergerak secara dinamis. ISO 100, f/11, 1/125 detik, 16mm, BluePoint Beach, Bali
Garis horizon agak miring untuk meningkatkan dinamisme aliran air yang cepat. f/11, 1/15 detik. ISO 100, 16mm. Jiuzhaigou, jalan menuju air terjun Pearl Shoal.
Saat memotret pengunungan, tidak perlu khawatir jika tidak mengikutsertakan garis horizon karena justru garis-garis diagonal dari gunung yang membuat kesan dinamis pada foto. 1/400 detik, f/8, ISO 200, 105mm
FOTOGRAF I - Ada beberapa aturan dalam fotografi landscape/pemandangan yang populer. Beberapa di antaranya begitu mengakar sehingga kalau a...
FOTOGRAFI- Secara umum, fotografi amatir diartikan sebagai orang yang mencintai fotografi dan tidak menghasilkan uang dari kegiatan tersebut. Sedangkan fotografer pro adalah seorang fotografer yang menghasilkan uang dari fotografi.
Definisi di atas agak janggal karena hanya melihat dari sisi luarnya saja. Sesuai definisi tersebut, banyak fotografer pro memiliki hasil karya yang di bawah standar. Di lain pihak, banyak yang masuk definisi fotografer amatir tapi memiliki karya yang jauh lebih bagus dan konsisten.
Bukannya agak aneh memberikan gelar 'pro' kepada tukang foto keliling dan 'amatir' kepada fotografer yang menghasilkan karya yang spektakuler tapi tidak menjual jasa/karyanya?
Maka itu, ada redefinisi istilah amatir dan fotografer pro supaya lebih sesuai. Definisi pro dan amatir seharusnya tidak berdasarkan masalah uang semata.
fotografer pro dan amatir memiliki perbedaan yang kontras dalam cara pikir dan kebiasaan mereka. Ciri-ciri di bawah ini tidak hanya berlaku dibidang fotografi saja tapi juga di bidang pekerjaan lainnya.
Pro bekerja dengan konsentrasi tinggi dan cenderung menjelajahi sesuatu secara mendalam, sedangkan amatir mudah teralihkan perhatiannya dan biasanya mempelajari sesuatu hanya sebatas di permukaan. Misalnya, profesional giat belajar dan konsisten dalam berlatih.
Sedangkan amatir berlatih kalau hanya suasana hatinya lagi bagus saja. Saat pro berlatih di studio, amatir sibuk dengan BlackBerry, Twitter dan Facebooknya. Sewaktu praktik juga sering tidak serius. Jika pergi ke suatu tempat, Pro akan menjelajah lebih lama tentang tempat itu, mencari tahu apa keunikan dan karakter suatu tempat.
Kalau perlunungguindari pagi sampai malam untuk mendapatkan cahaya yang paling sesuai dengan imajinasinya. Jika bertemu seseorang, fotografer pro akan mencoba mengenal dan menggali lebih dalam tentang orang tersebut.
Sedangkan amatir akan sekadar jeprat-jepret lalu kembali naik ke mobil. Profesional tahu apa yang harus dikerjakan dan jalan mana yang harus ditempuh. Jalan tersebut kecil dan terjal, tapi jelas dan tidak bercabang. Sedangkan amatir senantiasa terpengaruh dengan jalan yang bercabang-cabang dengan tujuan yang tidak jelas.
Amatir sangat membutuhkan pengakuan dari kelompok/gangnya. Maka itu banyak amatir yang menempelkanwatermarkyang berisi kata-kata yang dianggap keren seperti 'Blablabla Photoworks' dan kemudian sibuk men-tag orang-orang yang berada di jejaring sosial dengan agresif.
Kalau dapat banyak 'like' atau komentar yang bagus rasanya tubuh jadi ringan, rasanya seperti melayang. Masalahnya, 'like' di Facebook kebanyakan itu sebagai bentuk dukungan teman saja tapi belum berarti karyanya bagus. Ironisnya, amatir juga takut hasil fotonya terlalu bagus. Jika fotonya terlalu menonjol dari yang lainnya, kemungkinan besar akan dikritik dan dikucilkan oleh 'gengnya'.
Mungkin salah satu hal yang paling membedakan antara pro dan amatir adalah amatir suka mencari jalan pintas sedangkan pro siap menjalani jalan yang sulit dan panjang untuk mencapai impiannya. Salah satu contohnya, amatir biasanya mencoba mengatasi masalah mereka dengan membeli kamera dan lensa baru. Harapannya mainan baru tersebut dapat mengatasi kekurangan teknik dan seni mereka dengan cepat.
Saat mengajak mengikuti kursus fotografi, kadang-kadang saya mendapatkan komentarkok mahal?, jawaban semacam ini yg selalu mengagetkan karena saya tahu peralatan fotografi mereka rata-rata tidak kurang dari Rp 10 juta, belum lagi aksesorisnya.
Di lain pihak, pro menyadari peralatan yang sesuai saja tidak cukup, seni dan teknik lebih penting untuk terus dipelajari dan diasah. Amatir yang ingin menjadi pro terus menerus belajar dan praktik yang konsisten.
Tidak mudah menjadi pro, karena pasti akan banyak kritik dan rintangan. Seringkali rintangan itu dari diri sendiri. Mungkin kita sudah merasa puas diri dan nyaman dengan kehidupan sebagai amatir, dan itu wajar saja. Tidak jarang juga amatir menyalahkan orang lain atau suasana misalnya keluarga, teman, bos yang tidak mendukung hobi kita.
Amatir biasanya mundur dari hobinya kalau bertemu rintangan-rintangan, kalau pro lanjut terus, malah menularin orang-orang yang tadinya tidak mendukunghe he he..Berita baiknya, menjadi pro itu gratis. Kita hanya perlu mengubah pandangan kita dan kebiasaan kita. Keputusan menjadi pro itu imbalannya besar. Kita bisa menggapai impian dan melakukan apa yang benar-benar kita cintai.
Pro:
1. Berkonsentrasi tinggi, rutin praktik
2. Mementingkan kedalaman suatu foto/cerita
3. Konsisten menghasilkan karya yang baik
4. Siap dan bersedia untuk menempuh jalan yang sulit dengan tujuan mendapatkan hasil foto yang bagus
5. Mendapatkan banyak rintangan tapi tidak cepat mundur dan putus asa
Amatir:
1. Sering teralihkan perhatiannya (distracted), hasil foto tidak konsisten dan biasanya tergantung mood
2. Membutuhkan pengakuan dari kelompok, teman atas hasil karyanya
3. Takut fotonya kurang bagus/kurang diterima, takut terlalu bagus sehingga dikritik atau dikucilkan
4. Berusaha mencari jalan pintas supaya fotonya bagus, salah satunya dengan membeli alat fotografi yang mahal
5. Saat menemukan rintangan, amatir cepat menyerah dan berhenti
FOTOGRAFI - Secara umum, fotografi amatir diartikan sebagai orang yang mencintai fotografi dan tidak menghasilkan uang dari kegiatan terseb...
CALIFORNIA - Bagi orang yang terlalu banyak menyaksikan
episode The Jetsons mungkin berharap memiliki robot seperti Rosie.
Bahkan, baru-baru ini sedang dikembangkan sebuah robot bernama
"Bartendro", sebuah robot yang mampu membuat minuman koktail.
Keahlian
robot ini, dapat membantu membuat makanan, mencuci pakaian dan memberi
makan anjing. Namun Rosie mungkin tidak bisa mencampur tanah longsor
pembunuh atau Cosmopolitan seperti ini robot baru yang dirancang oleh
sebuah perusahaan California.
Party Robotics yang berbasis di San
Luis Obispo, California, sedang berusaha meningkatkan dana melalui
Kickstarter untuk lebih mengembangkan perusahaan open-source-nya. Robot pembuat minuman koktail bernama "Bartendro", nantinya akan menggunakan sistem open-source baik dari perangkat keras maupun perangkat lunaknya.
Pencipta
robot ini adalah Pierre Michael dan Robert Kaye, mereka telah berhasil
mengkombinasikan antara pengalaman dengan perangkat lunak, serta
komunitas terbuka dan perancang robot elektronik. Sebelumnya tim ini
juga telah membuat sebuah mesin pendingin untuk anggur.
Dikutip dari Mashable,
Sabtu (9/3/2013), dengan membuat Bartendro, Michael mengungkapkan bahwa
mereka berharap dapat mengurangi kerumitan untuk membuat koktail.
Dengan menggunakan Bartendro, akan menjadi lebih mudah untuk membuat
segelas koktail, karena hanya tinggal dituangkan secara otomatis.
"Setiap
kali saya akan membuat minuman tersebut, rasanya selalu berantakan. Dan
saya selalu bertanya-tanya, apakah ini rasa minuman yang seharusnya
saya minum", ujar Michael.
Dengan rancangan untuk beberapa model ukuran, Bartendro akan dibekali oleh prosesor Arduino. Prosesor ini akan terhubung ke papan router
dan kemudian ke komputer Raspberry Pi, dan hal itu tentunya dapat
membuat koneksi ke Wi-Fi. Semua koneksi tersebut dapat membantu
menciptakan minuman yang sempurna. (source : http://techno.okezone.com | image : mashable)tou minahasa10:43:00 AMBa CeritaIndonesia
CALIFORNIA - Bagi orang yang terlalu banyak menyaksikan episode The Jetsons mungkin berharap memiliki robot seperti Rosie. Bahkan, baru-b...
PRAHA - Bukan hanya pesulap yang mampu membuat mata
manusia kagum melihat benda yang dapat melayang. Bahkan, inovasi
teknologi pun bisa membuat Anda terpesona dibuatnya.
Baru-baru ini, sebuah teknologi canggih yang memungkinkan mouse komputer dapat melayang layaknya permainan sulap, berhasil diciptakan. Benda yang dinamakan ‘Bat’ itu merupakan mouse komputer yang dapat melayang ini, merupakan salah satu inovasi teknologi terbaru menggunakan nirkabel.
Dilansir Dailymail, Minggu (10/3/2013), ‘Bat’ didesain oleh Kibardidesign, Praha, Eropa. ‘Bat’ juga dilengkapi dengan mousepad-nya, menggunakan sebuah cincin magnetik yang memungkinkan mouse dapat melayang di udara.
Mouse ini akan melayang hingga ketinggian 40 mm dengan sendirinya atau 10mm di bawah berat tangan Anda.
Selain
tampilannya yang futuristik, Bat juga dapat mencegah kerusakan dan
disfungsi saraf tangan pengguna yang sering menggunakan mouse baik di
kantor maupun di rumahnya.
“Bat secara khusus dirancang untuk mencegah mereka yang menggunakan mouse dari sindrom carpal tunnel, yakni kesakitan di pergelangan tangan, jari, dan bahu akibat penggunaan mouse dalam jangka panjang,” jelas Vadim Kibardin dari Kibardindesign.
‘Bat’
akan tersedia dalam dua warna yang sederhana yaitu hitam dan putih.
Hingga saat ini belum ada kepastian kapan ‘Bat’ akan diluncurkan ke
pasaran karena masih dalam tahap pengujian. (source : http://techno.okezone.com | image : dailmail)tou minahasa10:29:00 AMBa CeritaIndonesia
PRAHA - Bukan hanya pesulap yang mampu membuat mata manusia kagum melihat benda yang dapat melayang. Bahkan, inovasi teknologi pun bisa m...
WASHINGTON - Studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Amerika Serikat, mengungkap bahwa di zaman Firaun (ribuan tahun lalu) iklim dunia mencapai titik terpanas ketimbang suhu Bumi saat ini.
Dilansir Theregister,
Rabu (13/3/2013), studi terbaru ini didukung oleh National Science
Foundation untuk mengungkap suhu Bumi di masa lalu. Metode analisis ini
meliputi serbuk sari kuno, inti es, kerang dari organisme laut dan
sebagainya.
Salah satu hasil temuan dari penelitian ini ialah,
terungkap bahwa temperatur mulai dari 2000-2009 belum melebihi suhu
terpanas dari awal zaman Holosen (5000 hingga 10 ribu tahun lalu). Wikipedia menerangkan, Holosen merupakan skala waktu yang berlangsung antara 9560 sampai 9300 sebelum masehi.
"Dalam
100 tahun terakhir, peningkatan karbondioksida melalui emisi meningkat
dari kegiatan manusia," ungkap peneliti Shaun Marcott dari Oregon State
University. Diyakini sekira 5000 tahun lalu, Bumi diketahui lebih hangat
ketimbang saat ini .
Ilmuwan percaya bahwa terdapat "periode
hangat abad pertengahan" yang terjadi sekira seribu tahun lalu. Ilmuwan
dari Johannes Gutenberg-Universitat di Mainz, Jerman juga pernah
meneliti tentang suhu Bumi ribuan tahun lalu.
Beberapa ilmuwan
setuju tentang hasil temuan Marcott. Mereka mengatakan, di zaman
pertengahan (Medieval) dan Romawi suhu Bumi menghangat. Dalam penelitian
lain, diyakini bahwa pemanasan global
diharapkan hanya berlangsung dalam abad ini, yang menandakan
meningkatnya permukaan laut pada skala meter atau lebih hingga tahun
2100. (source : http://techno.okezone.com)tou minahasa10:18:00 AMBa CeritaIndonesia