Jakarta - Mobil-mobil terkini biasanya sudah melakukan komputerisasi pada sistemnya. Selain memudahkan, sistem ini ternyata juga mengandung bahaya. Mobil jadi mudah kena hack.
Direktur Intelijen IOActive Chris Valasek dan insinyur keamanan untuk Twitter Charlie Miller menemukan adanya kerentanan ini di mobil, terutama mobil-mobil yang sudah menggunakan on- board computers, sebuah fitur wajib pada kendaraan di Amerika Serikat sejak 1996.
Mereka mengatakan hanya dengan mengakses perangkat itu sebentar, seseorang dapat dengan tempo cepat memprogram ulang fitur di mobil. Bahkan dengan 'meracik ulang' sistem komputer mobil, rem bisa dinonaktifkan, menghidupkan/mematikan lampu, membunyikan klakson dan lainnya.
"Kita bisa memiliki kontrol pada banyak aspek di mobil," kata Valasek kepada AFP.
Pasangan ini bekerja untuk pemerintah Amerika Serikat untuk mencari celah-celah yang bisa digunakan orang iseng untuk membajak sistem mobil. Hal ini sangat penting terutama bila melihat kenyataan kalau mobil dengan fitur autopilot sudah di depan mata.
Penelitian ini bukan yang pertama menunjukkan potensi untuk meretas sistem komputer di mobil. Sebuah studi pada 2010 oleh peneliti dari University of Washington dan University of California di San Diego menunjukkan bagaimana seorang peretas dapat menyusup ke hampir semua unit Electronic Control Unit (ECU).
Selain itu, mobil masa kini yang sudah menggunakan perangkat Bluetooth juga bisa dengan mudah diretas. Bluetooth bisa digunakan peretas untuk jalur masuk ke sistem komputer di mobil.
Mereka berdua pun berharap para insinyur dan peneliti di seluruh dunia mulai memikirkan penelitian seperti mereka. Sebab, keamanan kendaraan yang rentan adalah masalah bersama. Bukan hanya bagi mobil yang diretas, tapi bagi masyarakat dunia. (source/image : http://inet.detik.com)
Direktur Intelijen IOActive Chris Valasek dan insinyur keamanan untuk Twitter Charlie Miller menemukan adanya kerentanan ini di mobil, terutama mobil-mobil yang sudah menggunakan on- board computers, sebuah fitur wajib pada kendaraan di Amerika Serikat sejak 1996.
Mereka mengatakan hanya dengan mengakses perangkat itu sebentar, seseorang dapat dengan tempo cepat memprogram ulang fitur di mobil. Bahkan dengan 'meracik ulang' sistem komputer mobil, rem bisa dinonaktifkan, menghidupkan/mematikan lampu, membunyikan klakson dan lainnya.
"Kita bisa memiliki kontrol pada banyak aspek di mobil," kata Valasek kepada AFP.
Pasangan ini bekerja untuk pemerintah Amerika Serikat untuk mencari celah-celah yang bisa digunakan orang iseng untuk membajak sistem mobil. Hal ini sangat penting terutama bila melihat kenyataan kalau mobil dengan fitur autopilot sudah di depan mata.
Penelitian ini bukan yang pertama menunjukkan potensi untuk meretas sistem komputer di mobil. Sebuah studi pada 2010 oleh peneliti dari University of Washington dan University of California di San Diego menunjukkan bagaimana seorang peretas dapat menyusup ke hampir semua unit Electronic Control Unit (ECU).
Selain itu, mobil masa kini yang sudah menggunakan perangkat Bluetooth juga bisa dengan mudah diretas. Bluetooth bisa digunakan peretas untuk jalur masuk ke sistem komputer di mobil.
Mereka berdua pun berharap para insinyur dan peneliti di seluruh dunia mulai memikirkan penelitian seperti mereka. Sebab, keamanan kendaraan yang rentan adalah masalah bersama. Bukan hanya bagi mobil yang diretas, tapi bagi masyarakat dunia. (source/image : http://inet.detik.com)