KEMBAR - Berjalan di sekitar Desa Kodinji ,kerala utara ,india ,jangan heran
jika anda merasa memiliki penglihatan ganda. sebab didesa tersebut
memang terdapat banyak orang yang mirip.
Ya ,desa kodinji memang
memiliki 230 pasangan kembar. tak ada yang tahu mengapa terdapat banyak
orang kembar di desa berpenduduk 15.000 jiwa itu. namun seorang dokter
setempat menyatakan ,kemungkinan hal itu terkait dengan masalah air.
Di
desa kodinji ,dari setiap kelahiran 35-45 kelahiran terdapat satu anak
kembar. Jumlah ini empat kali lipat dari yang normal. maka tidak
mengejutkan jika desa di kerala utara india itu terkenal dengan
sebutan “desa kembar”.
Survei terakhir yang dilakukan Asosiasi
Keluarga dan Kembar Kodinji (TAKA) menunjukan terdapat 204 pasangan
kembar di desa tersebut. survei dilakukan door-to-door awal tahun 2010.
namun
jika digabungkan dengan hasil survei sebelumnya maka kemungkinan
jumlahnya mencapai 230 pasangan, kata penduduk setempat. Jumlah tersebut
masih akan bertambah lagi karena terdapat lima wanita didesa tersebut
yang sedang mengandung bayi kembar.
Kejaiban Medis
“Sungguh
fenomena yang menajubkan melihat keajaiban medis terjadi diwilayah
terpencil ,tempat dimana tidak ada bahan kimia atau obat-obatan
berbahaya yang mempengaruhi. Ini desa yang "perawan” kata Dr.sribuju,
seorang peneliti.
Pathummakutty dan hipathutty ,keduanya berusia
65 tahun ,adalah pasangan kembar tertua di desa tersebut. adapun yang
termuda adalah rifa ayeshandan ritha ayesha. keduanya lahir 10 juni 2010
lalu. Bayi kembar identik tersebut sangat sulit dibedakan. namun orang
tuanya mengaku dapat membedakan keduanya.
Menjalani hidup sebagai
orang kembar tak selalu mudah. Pathummakutty mengenang bagaimana orang
tuanya berjuang mati-matian untuk menghidupi dia dan saudaranya saat
masih kecil. Namun dia juga ingat masa-masa indah seperti saat keduanya
tertawa bersama gara-gara orang kebingungan mengira dirinya adalah
saudara kembarnya.
Saking banyaknya anak yang kembar, para guru di
kodinji kerap salah menunjuk. Salmabi, salah seorang siswa yang
memiliki saudara kembar, pernah merasa sangat kesal lantaran dia
dituding melakukan apa yang dilakukan saudara kembarnya. “itu selalu
terjadi setiap saat” katanya.
Para ilmuwan masih berupaya menibak
misteri mengapa terdapat banyak pasangan kembar di desa tersebut.
“berdasarkan fakta-fakta ilmiah, kami menduga hal itu disebabkan oleh
faktor lingkungan. bisa jadi kandungan zat air,” kata MK sribuju, dokter
setempat.
dia mengatakan penyebab utama kelahiran kembar
biasanya adalah obat-obatan. Di dunia barat mereka yang melahirkan anak
kembar sebagaian besar pernah mengkonsumsi obat penyubur, karena
kebiasaan makan, atau konsumsi suatu obat secara berlebihan.
Kelahiran
kembar juga dipengaruhi semakin tingginya manusia perkimpoian. Orang yang
telat menikah memiliki resiko melahirkan anak kembar, katanya. Namun
itu juga tidak berlaku di Kodinji. sebab di desa itu sebagian besat
warganya menikah pada usia 18 hingga 20 tahun.
“semua faktor yang dapat memicu kelahiran kembar tidak kami temui di sini. Apa penyebab fenomena ini belum diketahui,”tandasnya.
penduduk
desa Kodinji percaya kelahiran kembar terkait dengan air. Kodinji
merupakan desa yang dikelilingi lahan berair. Saat musim hujan desa itu
tidak dapat diakses karena lebatnya hujan. sementara ilmuwan berupaya
mencari penyebab banyaknya anak kembar di desa itu, para orang tua sibuk
meminta anak-anaknya agar tidak selalu bersama. Namun upaya itu tidak
banyak membantu mengingat banyak anak kembar yang memiliki nama serupa
dan mengenakan baju yang nyaris tanpa beda.
para orang tua juga
sering kerepotan karena salah satu anak kembar sakit maka akan diikuti
oleh saudara kembarnya. Kendati demikian, untuk soal hobi tak semuanya
sama. Kembar identik anu dan abhi misalnya menyukai bintang film yang
berbeda. untuk urusan olahraga mereka juga tidak sama. yang satu suka
bermain kriket, sementara yang lain menggandrungi sepak bola.
Dengan segala perhatian yang ditunjuk kepada anak kembar di kodinji ,ajmer (12) jadi merasa bahwa menjadi kembar itu trendi. (source : beritaunik.net)